Kultur jaringan adalah
suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti sekelompok sel atau
jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik, sehingga bagian tanaman
tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh menjadi tanaman lengkap kembali.
Prinsip
Teknik kultur jaringan
memanfaatkan prinsip perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari teknik
perbanyakan tumbuhan secara konvensional, teknik kultur jaringan dilakukan
dalam kondisi aseptik di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.
Karena itu teknik ini sering kali disebut kultur in vitro. Dikatakan in vitro
(bahasa Latin), berarti "di dalam kaca" karena jaringan tersebut
dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu. Teori dasar
dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini mempercayai bahwa setiap
bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh bagian tanaman terdiri atas
jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua organisme baru yang berhasil
ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis dengan induknya.
Syarat
Pelaksanaan teknik ini
memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan yang dibiakkan.
Hal yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril. Media
adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh dan mengambil nutrisi yang mendukung
kehidupan jaringan. Media tumbuh menyediakan berbagai bahan yang diperlukan
jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya.
Media
Ada dua penggolongan
media tumbuh: media padat dan media cair. Media padat pada umumnya berupa
padatan gel, seperti agar, dimana nutrisi dicampurkan pada agar. Media cair
adalah nutrisi yang dilarutkan di air. Media cair dapat bersifat tenang atau
dalam kondisi selalu bergerak, tergantung kebutuhan. Komposisi media yang
digunakan dalam kultur jaringan dapat berbeda komposisinya. Perbedaan komposisi
media dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan eksplan yang
ditumbuhkan secara in vitro. Media Murashige dan Skoog (MS) sering digunakan
karena cukup memenuhi unsur hara makro, mikro dan vitamin untuk pertumbuhan
tanaman.
Nutrien yang tersedia
di media berguna untuk metabolisme, dan vitamin pada media dibutuhkan oleh
organisme dalam jumlah sedikit untuk regulasi. Pada media MS, tidak terdapat
zat pengatur tumbuh (ZPT) oleh karena itu ZPT ditambahkan pada media (eksogen)
ZPT atau hormon tumbuhan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Interaksi dan keseimbangan antara ZPT yang diberikan dalam media (eksogen) dan
yang diproduksi oleh sel secara endogen menentukan arah perkembangan suatu
kultur.
Penambahan hormon
tumbuhan atau zat pengatur tumbuh pada jaringan parenkim dapat mengembalikan
jaringan ini menjadi meristematik kembali dan berkembang menjadi jaringan
adventif tempat pucuk, tunas, akar maupun daun pada lokasi yang tidak
semestinya. Proses ini dikenal dengan
peristiwa dediferensiasi. Dediferensiasi ditandai dengan peningkatan aktivitas
pembelahan, pembesaran sel, dan perkembangan jaringan.
Beberapa jaringan yang
lambat dalam pertumbuhan mereka. Bagi mereka akan ada dua pilihan:
(i)
Optimalisasi media tumbuh,
(ii)
Membudidayakan sehat dan penuh semangat
tumbuh jaringan atau varietas.[10] Necrosis bisa merusak jaringan kultur.
Umumnya, nekrosis kultur jaringan bervariasi dalam varietas yang berbeda dari
tanaman. Dengan demikian, dapat dikelola oleh kultur sehat dan penuh semangat
tumbuh varietas.
Metode
Metode perbanyakan
tanaman secara in vitro dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu melalui
perbanyakan tunas dari mata tunas apikal, melalui pembentukan tunas adventif,
dan embriogenesis somatik, baik secara langsung maupun melalui tahap
pembentukan kalus. Ada beberapa tipe jaringan yang digunakan sebagai eksplan
dalam pengerjaan kultur jaringan Pertama adalah jaringan muda yang belum
mengalami diferensiasi dan masih aktif membelah (meristematik) sehingga
memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi. Jaringan tipe pertama ini biasa
ditemukan pada tunas apikal, tunas aksiler, bagian tepi daun, ujung akar,
maupun kambium batang. Tipe jaringan yang kedua adalah jaringan parenkima,
yaitu jaringan penyusun tanaman muda yang sudah mengalami diferensiasi dan
menjalankan fungsinya. Contoh jaringan tersebut adalah jaringan daun yang sudah
berfotosintesis dan jaringan batang atau akar yang berfungsi sebagai tempat
cadangan makanan.
0 comments:
Post a Comment